Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Sepatu, Pasangan yang Tak Terpisahkan

 Filosofi Sepatu, Pasangan yang Tak Terpisahkan


Filosofi Sepatu, Pasangan yang Tak Terpisahkan
Filosofi sepatu


Filosofi Sepatu- Salah satu penunjang penampilan yang tidak kalah membuatmu good looking adalah sepatu. Meski hanya sebatas alas kaki, kamu tentu tak sembarangan dalam memilihnya bukan? Bahkan dari sepasang sepatu ini, kamu bisa menemukan makna filosofis di baliknya.


Filosofi Sepatu

Filosofi sepatu mengajarkan tentang kehidupan. Apa saja ya hal yang menarik dari filosofi sepatu yang bisa menginspirasi kehidupan kita? Temukan di sini.


1. Filosofi Sepatu, selalu bersama dalam setiap suasana

Sepatu pasti selalu punya pasangan. Di mana pun dan kapan pun, pasti selalu bersama. Kalau salah satu hilang, yang lainnya akan kehilangan makna. Tidak berfungsi semestinya kalau pasangannya tidak ada. 

Seperti halnya manusia, diciptakan selalu berpasang-pasangan. Saat keduanya bersama dalam setiap suasana, apapun kondisinya pasti bisa menghadapi semuanya. Saat yang satu hilang, yang lainnya akan kehilangan makna dalam hidupnya. Pasti ada hal yang berbeda yang dirasakan. Entah sedikit atau banyak yang hilang atau berbeda dari sebelumnya.


2. Sepasang yang Saling Melengkapi

Sepatu kanan dan kiri pasti memiliki bentuk yang berbeda. Dan pada saat digunakan untuk berjalan, tidak bisa saling bersamaan. Namun keduanya menuju ke arah yang sama. Masing-masing punya cara yang berbeda untuk menempuh setiap langkahnya. 

Manusia juga sama, masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda. Pola pikir dan tingkah laku pasangan yang berbeda. Namun dari perbedaan itu, kita jadi saling menghargai satu sama lain, dan mengapresiasi perbedaan tersebut bukan? Itulah indahnya pasangan yang saling melengkapi.


3. Sepasang yang memiliki derajat yang sama

Sepasang sepatu satu sama lain tidak memiliki derajat yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Sepasang sepatu punya nilai yang sama. Ketika yang satu berada di tanah, yang lain berdiri di tempat yang sama. Ketika yang satu berada di puncak, yang lain ikutan juga. 

Dalam hubungan dengan pasangan, tidak ada yang boleh merasa lebih tinggi derajatnya. Semuanya sama, saling mengerti dan memahami bahwa masing-masing harus bisa menempatkan diri. Berjalan beriringan dan saling menyemangati.


4. Sepatu punya pemiliknya masing-masing

Selain berkaitan dengan pasangan, filosofi sepatu juga punya makna yang lain. Sepasang sepatu akan selalu menemukan pemiliknya yang tepat. Cocok dengan ungkapan berikut ini:

“Kalau dia menyakitimu, berarti dia bukan ukuranmu”

Artinya sepasang sepatu itu hanya akan cocok  dengan ukuran kaki yang tepat. Terlalu besar akan membuat tidak nyaman, terlalu kecil akan menyakitkan. Jika tak nyaman, mungkin itu ukuran orang lain, bukan untukmu. 

Dengan kata lain, kenyamanan hanya akan tercipta saat kita mengenakan ukuran yang tepat untuk diri kita. Saat ukuran orang lain yang kita pakai, ketidaknyamananlah yang akan tercipta. Jadi, temukan ukuran sepatu yang tepat yang bisa kamu pakai.


5. Sejarah Sepatu = Sejarah Hidup

Terakhir, pelajaran yang bisa diambil dari sepasang sepatu seperti kata Stebby Julionatan, sejarah sepatu itu sama dengan sejarah hidup kita. Lengkapnya begini,  “Life history is the history of shoes. History of place where humans have tread and grounded.” Di mana sepatu kita berpijak dan menapak, di situlah sejarah hidup kita. 

Ke mana pun kita pergi, ibaratnya sepatu selalu menjadi alas kaki yang menemani setiap langkah kita. Mengukir sejarah bersama yang punya nilai dalam hidup kita. Sudah seperti pasangan hidup saja ya. 

Oke demikian pembahasan tentang filosofi sepatu kali ini. Sampai berjumpa di artikel berikutnya mengenai filosofi-filosofi hidup yang lainnya. Tetap semangat menjalani hari ini. Temukan makna dari setiap peristiwa. Have a nice day everyone! Dan salam blogduniasatu.com


Posting Komentar untuk "Filosofi Sepatu, Pasangan yang Tak Terpisahkan"